Movie Review: Moonage Daydream (2022)

“Always go a little further into the water than you feel you're capable of being in.”

Apakah di semesta lain versi dari tiap manusia di bumi juga exist dan berjalan dalam kondisi serta mungkin cara yang berbeda? Hingga kini belum ada teori yang secara gamblang dapat memberi jawaban atas pertanyaan seperti misal “Is there life on other planets?” serta kehidupan yang mungkin terjadi di luar Bumi dan yang tidak berasal dari Bumi. Maka sangatlah wajar jika tiap manusia seharusnya menghargai hidup yang mereka miliki kini di bumi, meskipun memang tolok ukurnya akan terasa variatif bagi setiap individu, bukan tentang berapa banyak waktu yang kamu miliki maupun semenarik apa mimpi dan harapan yang kamu punya, it’s what you do in life that's important. Menariknya, saya disentil kembali tentang makna hidup tadi setelah menyaksikan dokumenter kisah hidup one of the most influential musicians of the 20th century. ‘Moonage Daydream’: ladies and gentleman, David Bowie.


Blogger Tricks

The 12th Annual PnM Awards - Nominations

Meskipun kabarnya "babak baru" mungkin akan segera tiba menyapa, namun tidak dapat dipungkiri bahwa di tahun 2022 industri perfilman yang sempat lumpuh usai diterjang badai pandemi mulai menemukan kembali kemampuannya untuk semakin kencang berlari. Memang saham Netflix yang sempat meroket di tahun 2021 justru anjlok tahun lalu, sedangkan beberapa bulan terakhir Warner Bros. mewarnai kolom berita didampingi pula oleh HBO Max, streaming service milik mereka. Tentu akan selalu ada masa transisi setelah bencana usai termasuk perubahan strategi maupun rencana, hal yang tentu saja juga dialami oleh para sineas yang di tahun lalu seperti berlomba-lomba menelurkan karya terbaik mereka, baik itu yang tayang di bioskop maupun lewat streaming service. Alhasil, jumlah film bagus di tahun 2022 sangatlah banyak!


Movie Review: Spirited (2022)

“Good Afternoon!”

Sejak terbit 179 tahun yang lalu novel ‘A Christmas Carol’ karya Charles Dickens kabarnya tidak pernah out of print, telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa kisah tentang seorang pria tua kikir dan pelit yang kemudian berpetualang ke masa lalu dan juga masa depan itu juga telah diadaptasi dan didramatisasi berulang kali dalam bentuk film, stage, opera, dan media lainnya. Versi baru muncul secara teratur dari cerita yang melibatkan campur tangan dari The Ghost of Christmas itu, sehingga tidak heran jika hingga kini pun cerita ‘A Christmas Carol’ masih lekat asosiasinya dengan the Christmas season. Versi terbaru ini mencoba mendaur ulang kembali kisah klasik tersebut menjadi sebuah modern retelling bernafaskan musical comedy, with Will Ferrell and Ryan Reynolds. ‘Spirited’: a nifty Christmas karaoke bar.


Movie Review: Navalny (2022)


“Has Putin done anything good for you?”

Siapa berani lawan Vladimir Putin? Dalam cakupan yang lebih luas tentu saja ada tapi di negara yang telah ia kendalikan sejak tahun 1999 pria 70 tahun dengan level of support di atas 69% itu nyaris tak tersentuh posisinya sebagai sang penguasa. Padahal di bawah kepemimpinan Putin Rusia mengalami kemunduran demokrasi dan pergeseran ke arah otoritarianisme, bukan hanya absennya pemilu yang adil saja tapi juga pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pemenjaraan serta penindasan terhadap lawan politiknya. Tidak heran jika warga dunia di luar negara yang sedang dalam “pengasingan” oleh beberapa negara lain itu bertanya-tanya, apakah Putin memang sekuat itu sehingga tidak ada yang berani untuk melawannya? Jawabannya adalah, ya Putin memang kuat, tapi ada yang berani mencoba melawannya. Namanya Alexei Navalny. ‘Navalny’: a David and Goliath fight with Putin.


Movie Review: Argentina, 1985 (2022)

“New government says they’ll change things, and then appoints the same assholes as always.”

Kadang menjadi “berbeda” justru dapat membuat seseorang berpotensi besar untuk dikucilkan, sekalipun dia sebenarnya berada di pihak yang benar. Bukan tantangan internal saja yang sulit, justru eksternal yang berasal dari orang sekitar yang kerap dengan mudah merasa di atas angin dan mencoba mengintimidasi. Memperjuangkan kebenaran tidak mudah, dan menjadi orang yang benar dan baik itu susah, hanya para pemberani yang menolak untuk menyerah. Hal tersebut yang coba disampaikan film ini, menggunakan proses transisi demokrasi lewat peristiwa pengadilan terhadap anggota pemerintahan militer de facto yang berkuasa ketika kediktatoran masih jadi raja. ‘Argentina, 1985’: the beauty of justice.


Movie Review: The Good Nurse (2022)

“They didn't stop me.”

Film ini dibuka dengan static shot dari sebuah pintu ruang rawat inap hospital yang mengarah ke dalam ruangan tersebut, sisi kiri dan kanannya layar didominasi dinding sedangkan di bagian tengah terdapat jendela yang memperlihatkan pohon tanpa daun di sisi luar. Mungkin sedang musim gugur atau memang pohon tersebut telah mati, seperti salah satu pasien yang menghuni ruangan itu. Hanya kakinya yang terlihat ketika ia terbaring di salah satu bed ketika EKG mengirimkan sinyal dan seorang perawat datang untuk memberi pertolongan. Sayangnya tidak lama code blue muncul disusul datangnya berapa tenaga kesehatan lain. Perawat pertama tadi kemudian mundur ke belakang dan framing kamera mulai mengerucut, mencoba menangkap wajah si perawat, yang anehnya, seolah mencoba menahan senyum agar tidak muncul. The Good Nurse’: a quietly chilling crime drama.


Movie Review: Rosaline (2022)

"One day, we will be together forever."

Pria dengan inisial “R” belakangan ini menjadi salah satu topik perbincangan yang hangat lewat beberapa kasus tentang cinta dan retaknya hubungan asmara. Tentu saja tidak bisa disamaratakan tapi jika ditarik jauh ke belakang pujangga kenamaan asal Inggris, William Shakespeare, seolah juga punya ketertarikan yang sama pada huruf “R’ itu, sehingga ia menamai karakter utama dari salah satu karyanya: Romeo. Orang awam pada umumnya mengenal Romeo sebagai seorang pria yang rela mati demi memperjuangkan cintanya pada Juliet, tapi sebelum Juliet ada Rosaline di hati Romeo yang sayangnya tak berbalas, asal mula yang pada akhirnya membuat Romeo berpaling. Jadi, semua karena Romeo? ‘Rosaline’ : a feisty alternative retelling.


Movie Review: Ticket to Paradise (2022)

“Being loved is not the same as loving.”

Pernikahan punya makna yang berbeda-beda bagi tiap orang. Ada yang menganggap seseorang sudah menjadi manusia dewasa ketika ia telah menikah, ada yang menilai itu sebagai ikatan suci yang dilakukan satu kali untuk selamanya, dan jika berbicara budaya Indonesia maka ada konsep bahwa menikah bukan hanya menyatukan dua manusia saja tapi juga dua keluarga besar mereka. Tapi apakah manusia yang sudah menikah pasti akan dewasa? Apakah jika kelak di tengah jalan muncul pertikaian opsi yang tersedia hanya bertahan meski terluka? Dan seberapa penting sebenarnya restu dari keluarga, terutama orangtua, pada sebuah pernikahan? Termasuk ego saat anak mengambil pilihan tidak seperti yang kamu harapkan. Semua itu hadir dalam bentuk romantic comedy yang terjadi di Bali ini. ‘Ticket to Paradise’ : a quite good traditional screwball comedy.


Movie Review: Pleasure (2021)

"And when you've made your mind up, you can do anything."

Mimpi memang indah namun untuk membuat itu menjadi kenyataan tidak selalu mudah. Realita tak seindah ekspektasi, tidak semua yang diharapkan bisa berjalan sukses seperti yang kamu inginkan, apalagi jika sejak awal kamu telah merasa yakin dapat meraih mimpi itu dengan cara yang mudah. Rasa percaya diri memang penting namun itu saja tidak cukup ketika kamu terjun ke lapangan dan berhadapan dengan rintangan yang sesungguhnya. Film ini bercerita tentang hal tersebut, gadis muda yang merasa yakin bahwa ia punya kemampuan yang mumpuni untuk meraih sukses namun pada akhirnya bertemu fakta bahwa apa yang ia impikan tidak seindah yang ia bayangkan. ‘Pleasure’ : about the cruelty and dangers of dreaming.


Movie Review: Emily the Criminal (2022)

"You can't make money another way?"

Kejutan dari hacker berinisial Bjorka beberapa bulan yang lalu ketika dengan berani ia mengumbar data pribadi dari beberapa petinggi Pemerintahan Indonesia untuk kemudian menjadi konsumsi publik sebenarnya bukan sebuah aksi yang membuka pintu masuk cybercrime ke Indonesia. Tahun lalu misalnya data penduduk Indonesia dalam jumlah jutaan bocor dan dijual di forum internet, pencurian yang sebenarnya telah terjadi sebelumnya dan kemungkinan besar akan terus terjadi di masa depan. Terlebih Web3 tampaknya tidak lama lagi akan beranjak dari sebatas sebuah ide saja, dan ketika itu terjadi maka pengumpulan data akan jadi lebih luas yang tentu saja hadir dengan resiko hilangnya privasi. Bahaya itu coba diceritakan film ini dengan menggunakan aksi pemalsuan kartu kredit. ‘Emily the Criminal’: money can buy you happiness!